Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Jadi TKI Tersiksa? Akh Omong Kosong!

Jadi TKI Tersiksa? Akh Omong Kosong!

Ada pribahasa mengatakan : "Hujan batu di negeri sendiri lebih nikmat dari pada hujan emas di negeri orang". Jadi seperti apapun enaknya di negeri orang maka tetaplah lebih enak di negeri sendiri. Pribahasa ini semakin tenar ketika banyaknya terdengar kabar kalau TKI banyak yang disiksa majikannya di luar negeri sana. Jadi banyak lah orang yang mengatakan kalau negeri ini tetap lebih enak untuk hidup dari pada harus ke negara lain.

Adalah satu kesilapan kalau kita menerima pribahasa itu mentah-mentah tanpa menyaringnya. Karena memang persentase TKI yang disiksa oleh majikannya di luar negeri sana sangat kecil dibandingkan dengan jumlah TKI itu sendiri. Sampai Maret 2010, menurut data resmi pemerintah, jumlah TKI yang ada di Malaysia sebanyak 1.200.000 orang. Di bulan september jumlah TKI di Malaysia meningkat menjadi 2.000.000 an orang. Bayangkan, dalam hitungan 5 bulan saja, Indonesia sudah mengekspor 800.000 orang TKI ke Malaysia. Malaysia merupakan negara pengimpor TKI terbesar. Kemudian disusul oleh :


Arab Saudi sebanyak 950.000 orang
Taiwan 130.000 orang
Hongkong 120.000 orang
Brunei Darussalam 40.500 orang
Singapura 80.200 orang
Yordania 38.000 orang
Kuwait 61.000 orang
UEA 51.400 orang
Bahrain 6.500 orang

Sedangkan daerah yang paling banyak mengekspor TKI adalah DKI, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ketiga daerah tersebut merupakan daerah yang penduduknya lumayan padat serta ketersediaan lowongan kerja sangat sedikit. Bisa dibayangkan andai saja orang DKI, Jawa Tengah dan Jawa Timur tetap berpegang pada pribahasa di atas, mungkin persentase pengangguran di ketiga daerah itu akan semakin besar.

Sedangkan kasus yang paling paling sering dihadapi TKI adalah adanya PHK sepihak dari majikan. Kasus lainnnya adalah sakit bawaan sebanyak 9.378 kasus, sakit akibat bekerja 5.510 kasus. Sedangkan kasus gaji tidak dibayar mencapai 3.550 kasus dan kasus penganiyaan mencapai 2.952 kasus.(Menakertrans).

Dari data-data ini kita tahu bahwa hujan emas di negara orang tetaplah lebih baik dari pada hujan batu di negeri sendiri. Lupakanlah sejenak yang namanya nasionalisme buta. Kata Iwan Fals, “jangan bicara masalah masalah nasionalisme, mari bicara tentang kita yang lupa warna bendera sendiri”. Iya, kenapa bisa lupa? Karena di negara ini bisa jadi kita tidak makan. Jangan bicara masalah idealisme, mari bicara berapa banyak uang di kantong kita. Jadi lebih baik merantau.

Rasul SAW sendiri mengajarkan kita untuk hijrah dari tempat yang tidak baik ke tempat yang baik. Dari tempat sulit untuk sukses ke tempat yang mudah mencari sukses. Rasul telah mencontohkannya dengan hijrah dari Mekkah ke Madinah karena di Mekah terlalu banyak hambatan dakwahnya. Bayangkan saja jika nabi muhammad dulunya tidak jadi “TKI”, pastinya Islam tak akan sampai ke Indonesia juga tho?

Ada hal menarik dari TKI yang sampai sekarang membuat saya iri. Apa itu? Walaupun katanya TKI Indonesia hanya jadi buruh kasar di negeri orang. Tapi sampai sekarang banyak saya lihat para TKI banyak yang ngeblog dan nulis di internet. Artinya, para TKI itu tidaklah semerana seperti yang dibayangkan. Wong nulis dan mantengin internet aja bisa sampai berjam-jam. Jadi TKI kapan kerjanya ya?
Open Comments

Posting Komentar untuk "Jadi TKI Tersiksa? Akh Omong Kosong!"