Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Buruknya Layanan Bank BRI dan Smartfren

Buruknya Layanan Bank BRI dan Smartfren

Buruknya Layanan Bank BRI dan Smartfren memang sudah bukan menjadi rahasia pribadi lagi. Ini sudah menjadi rahasia umum, tapi tampaknya mereka belum juga mau berubah. Emang tidak mau berubah atau memang tidak bisa berubah. Jika personel dan orang-orang di dalamnya tidak bisa lagi memberikan pelayanan prima kepada pelanggan maka sebaiknya orang-orangnya diganti saja. Orang yang lebih kompeten dan bisa memajukan perusahaan serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan.

Muncul pertanyaan dari pembaca kenapa saya menulis Buruknya Layanan Bank BRI dan Smartfren sekaligus. Bukankah mereka adalah dua badan usaha yang berbeda. Iya, memang. Tapi dalam bulan ini, saya benar-benar dikecewakan oleh keduanya. Untuk menghemat halaman maka saya akan memerger tulisannya menjadi satu.

Buruknya Layanan Bank BRI
Kekecewaan saya terjadi dalam 3 kali transaksi terakhir saya di sebuah ATM BRI di kisaran Medan Baru Kota Medan. 

Pada transaksi pertama, saya kecewa karena ternyata ATM yang saya datangi kehabisan uang atau apalah namanya. Memang hal semacam ini bisa terjadi pada ATM manapun, tapi pada umumnya bila uang telah habis di mesin ATM maka setidaknya pihak Bank membuat pemberitahuan kepada para pelanggannya. Setidaknya menempelkan kertas pemberitahuan di depan mesin uang tersebut.

Tapi pihak Bank BRI tidak melakukan ini. Bahkan tidak ada seorang security (sebenarnya ini penting) yang bertugas di sekitar ATM untuk memberi tahu bahwa mesin sedang kosong. Bayangkan bila ada orang yang belum terbiasa menggunakan ATM dan tidak bisa menarik uang. Dia akan mengira kalau uangnya habis atau semacamnya. Tentu saja ia panik. Pihak Bank juga sebenarnya harus memperhatikan kekecewaan para pelanggannya yang kecewa karena keadaan seperti ini.

Pada transaksi Kedua, saya harus kembali kecewa di ATM yang sama karena ternyata software komputer ATM tersebut juga rusak. Muncul pesan error pada mesin. Tapi lagi-lagi tidak ada tulisan pemberitahuan di tempel dan tidak seorangpun petugas yang menjaga dan memberi tahu akan hal itu.

Pada transaksi Ketiga yang saya lakukan kemarin lebih mengecewakan. Memang transaksi berjalan dengan baik tapi anehnya, setelah saya mengambil uang ternyata tidak ada slip transaksinya. Oalah, ada-ada saya BRI ini. Bayangkan seandainya potongan yang dilakukan Bank BRI berbeda dengan jumlah uang yang ditarik oleh pelanggan. Maka tentu yang dirugikan adalah nasabah itu sendiri. Sebab dia tidak memiliki bukti kuat untuk menuntut uang kembali.

Sebagai Bank Pemerintah, sebaiknya BRI memberikan pelayanan yang lebih baik. Pemberitahuan tentang kerusakan mesin, kehabisan stok uang dan terutama keberadaan seorang petugas keamanan adalah hal yang mutlak dan wajib.

Buruknya Layanan Smartfren
Saya anggap saja bulan ini menjadi bulan mengecewakan bagi saya terhadap pelayanan secara umum di Indonesia. Memang begitu adanya. Terlebih SUMUT, Semua Urusan Mesti Uang Tunai. Tapi parahnya, ada juga yang meski sudah dibayar tunai, pelayanan tetap memprihatikan (Meminjam Prihatinnya Pak SBY). Itulah yang terjadi pada smartfren. Provider dengan jargon I Hate Slow ini ternyata masih belum bisa memenuhi hasrat koneksi cepat para pelanggannya.
gambar koneksi smartfren super lelet

Beberapa waktu yang lalu saya menghubungi customer service Smartfren terkait dengan koneksi Smartfren yang super lelet. Beda sekali dengan kampanye mereka. Kalau biasanya menghubungi CS operator adalah gratis, maka berhubungan dengan Customer Service Smartfren harus dengan pulsa. Kalau tidak ada pulsa? ya tanggung sendiri. Jawaban dari CS yang saya hubungi (waktu itu nama CS nya Hilda) adalah bahwa pada pukul 19.00 s/d 23.00 memang menjadi jam sibuk. Jadi pelanggan harus maklum dengan keadaan ini.

Jawaban yang aneh memang, kalau kuota mereka memang tidak mencukupi untuk banyak pelanggan, kenapa mesti memaksa. Memang sih keuntungan yang mereka dapat tidak sedikit. Sayapun disarankan untuk online di siang hari atau dini hari. GILA. Jam 19.00 - 23.00 adalah waktu yang ideal untuk Online bagi saya.
Smartfren juga harus memperbaiki software yang mereka jual dengan modemnya. Saya memakai Modem Smartfren Ec1261-2. Saya beli seharga 370.000 rupiah. Tapi ternyata softwarenya sering error. Auto Run nya juga sering macet. Entah apa yang ada di benak Smartfren ketika melaunching produknya yang satu ini.

Yah secara umum memang begitulah pelayanan di dalam negeri ini. Jargon dan iklan sama sekali bertolak belakang dengan kenyataan. YLKI sebenarnya harus bertindak, tapi pada YLKI pun kita tidak lagi bisa berharap banyak. Mudah-mudahan tidak ada yang mengalami nasib seperti saya dengan Buruknya Layanan Bank BRI dan Smartfren.
Open Comments

4 komentar untuk "Buruknya Layanan Bank BRI dan Smartfren"

Anonim 18 Mei 2012 pukul 14.32 Hapus Komentar
setuju. td pagi duit sy kepotong 1 juta di atm bri. tmen2 kantor sy sblumx jg banyak yg mengalami hal ini. biasax duitx dibalikin stelah 2 mingguan. klo emang gk siap ngapain mrk sanggup sbg pembayar gaji?
sarah 28 Februari 2013 pukul 10.30 Hapus Komentar
kalo saya ceritakan pengalaman pahit dengan smartfren pasti pelanggan akan mengutuk smartfren rame2,..tp bair lah doa saya kalau tidak ada itikad baik untk memperbaiki pelayanann mudah2n lambat ata cepat smarftfren akan di tinggalkan pelnaggan...
Anonim 11 Juli 2014 pukul 19.14 Hapus Komentar
biasa emang gitu bu. saya karyawan bri (kalimantan barat) saja sering banget meminta maaf kepada nasabah karena sistem error emang ancor ni bank.
Ariana 23 Oktober 2019 pukul 01.14 Hapus Komentar
Semoga lekas selesai