Inilah Alasan Kenapa Aku Menjadi Biseks !
Sebenarnya bercerita menceritakan hal ini adalah sesuatu yang masih terasa tabu untuk sebagia orang di zaman sekarang ini. Meski kita mengaku bahwa kita adalah orang yang yang sudah maju namun ada saja hal - hal yang dirasa memalukan bila harus diketahui oleh orang banyak, walaupun dengan memberitahukan hal yang memalukan tadi, orang lain akan bisa memetik manfaatnya dan menjadikannya pelajaran. Dan saya juga sadar kalau menceritakan ini butuh lebih dari sekedar keberanian.
Ada beberapa hal yang mendasarkan saya bertekad untuk menulis ini, hal yang paling menonjol ialah persepsi masyarakat tentang eksistensi kami ( saya dan orang - orang yang memiliki kelainan seperti saya ). Masyarakat menilai bahwa kami adalah sampah yang hanya patut untuk dibakar dan tak bisa didaur ulang lagi, Saya merasa rumah sehat kompasiana ini adalah wadah yang tepat untuk mencurahkan isi hati saya karena saya menyadari bahwa rumah sehat ini diisi oleh orang - orang yang berpendidikan dan selalu memandang segalanya dengan paradigma tanpa menghakimi.
Adalah benar bahwa ini merupakan kelainan tapi saya tidak bisa menolaknya.
Kelainan ini mulai berawal dari saat saya masih berusia 7 tahun dan duduk di bangku kelas dua esde ( SD ). Ketika itu, di siang yang panas kami berenang - berenang di sungai pinggir rumah saya. L:ayaknya anak kecil yang belum mengerti apa - apa, saya juga berenang tanpa mengenakan sepotong penutup badan pun, tokh semua teman - teman saya juga melakukan hal yang sama bahkan ada beberapa orang lelaki yang usianya jauh diatas saya ( mungkin sekitar 20 an ) juga berenang tanpa menggunakan penutup badan hingga ke sisi badannya yang paling sensitif sekalipun. Hal seperti ini bukanlah hal yang aneh di kampung kami, sebut saja kota X.
Selang beberapa waktu saya baru menyadari kalau setiap mandi/berenang di sungai itu ada sepasang mata dari seorang pemuda yang selalu mengamati saya. Awalnya saya tidak menyangka kalau ia memiliki kelainan seks, tokh dia masih memiliki pertalian keluarga dengan kami. Saya hanya mengira kalau dia mengamati saya karena dia takut kalau saya akan tenggelam atau hanyut terbawa arus sungai yang memang terbilang ganas. Namun tanda tanya tentang arti tatapannya itu akhirnya terjawab ketika kami hendak pulang ke rumah, di tengah perjalanan pulang dia melingkarkan tangannya di leher saya ( lagi - lagi ini adalah hal yang biasa kan ? ) dan bahkan lelaki yang saya panggil “abang” itu menawarkan diri untuk menggendong saya, tapi saya tetap menolak hal yang sebenarnya masih biasa itu. Barulah ketika sampai di rumah dia mengajak saya untuk bermain ke kebun belakang rumah saya. Hal ini merupakan hal yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya dan mungkin akan terus saya bawa hingga mati.
Baru sampai di kebun dia langsung memeluk saya dan…. Maaf, tak usah saya ceritakan detailnya.
Sejak balita saya sudah dianugerahi wajah yang imut dan tampan oleh Yang Maha Kuasa, setidaknya ini adalah pengakuan orang tua saya dan orang - orang di sekitar saya. Sejak duduk di bangku SLTP banyak sekali wanita yang berhasrat menjadikan saya sebagai pacar, namun saya tak berminat sama sekali untuk menerima pinangan wanita - wanita itu, banyak teman - teman pria yang iri pada saya dan mengatakan saya bodoh ( saat itu saya belum sadar dengan kelainan yang saya miliki ).
Anehya, di bangku SMA perasaan suka terhadap wanita akhirnya muncul juga, untuk menyesuaikan diri dengan trend gila ini ( trend bahwa pacaran adalah tuntutan zaman ), akhirnya saya terima juga salah satu pinangan dari seorang wanita yang menjadi idola teman - teman saya. Jadilah saya punya pacar dan untungnya dia seorang wanita. Namun hal itu tidak berlangsung lama hingga akhirnya seorang murid baru dari ibu kota datang ke sekolah kami. Setiap hari dia selalu menatapku dari jauh, meski aku sudah punya pacar ( pacar wanita ) tapi aku tetap saja risih dengan pandangannya. Kali ini aku tidak mengira - ngira lagi, aku tahu arti tatapannya, aku bukanlah anak tujuh tahun yang lugu, aku saat itu sudah berusia 16 tahun dan tahu arti tatapannya. Dan akhirnya tanpa bisa menolak, dia akhirnya jadi pacar ( pria ) saya.
Kegilaan ini terus berlanjut dan seperti tak mau berhenti, dan perlahan saya nikmati hingga bangku kuliah saya duduki, perantauan membuat saya jauh dari orang tua dan memungkinkan saya untuk bebas berekspresi sesuka hati saya. Agama yang dulu diajarkan seolah tak mempan untuk membendung hasrat yang begitu kuat. Tanpa saya sadari, ternyata tak sedikit orang yang memiliki kelainan seperti saya.
Alasan - alasan berikut mungkin cukup untuk mendukung saya terus begini :
1. Tinggal serumah dengan pacar ( lelaki ) tentunya tak akan mengundang curiga tetangga.
2. Biaya hidup yang selalu saja ada yang menanggung.
3. Gejolak ini memang begitu hebat dan tak mungkin saya bendung.
Anehnya dalam hati saya menyesali, tapi dalam perbuatan saya tak mampu menghindari.
NB : Seperti yang diceritakan seorang teman dekat penulis
Open Comments
Close Comments
Posting Komentar untuk "Inilah Alasan Kenapa Aku Menjadi Biseks !"
Komenlah dengan bijak
Curhat Cinta