Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Ketika Profesor Ingin Eksis

Ketika Profesor Ingin Eksis

Image and video hosting by TinyPic
Sampai sekarang saya masih tidak tahu profesor itu apaan. Dulu waktu SD, saya selalu berpikir kalau profesor itu pasti orang yang pintar dan pemikirannya canggih. Tapi, hingga artikel ini dibuat, saya bahkan tidak tahu tulisan profesor itu gimana. Professor atau profesor. Huh….dodol.
Profesor masuk kelas. Gaya bicaranya canggih. Tiap kalimat yang dia ucapkan seperti butir-butir mutiara yang harus kami kutip berebutan. Hikmahnya berserakan. Memantul kesana kemari. Aku begitu kagum pada profesor yang satu ini. Penampilannya sih biasa saja. Saat pertama melihatnya saja aku tidak yakin kalau dia seorang profesor. Namun begitu masuk, profesor itu ternyata ada di kepalanya. Bukan di kertas atau di screen saver wajahnya.


Begitulah langkah terbaik profesor jika ingin eksis dan dihargai. Dia tidak membanggakan gelar yang sebenarnya peninggalan taktik Belanda ini. Ya, dulu Begitulah cara Belanda mengkotak-kotakkan bangsa ini. Devide et impera namanya kalau tidak salah. Belanda mengkotak-kotakkan kita berdasarkan profesor atau tidak. Doktor atau tidak. Haji atau tidak, dan banyak jenis lainnya. Devide et impera yang tak kita sadari.

Menurut Wikipedia :
Profesor (Latin: “Seseorang yang dikenal oleh publik berprofesi sebagai pakar”;Inggris: Professor) (atau prof secara singkat) adalah seorang guru senior, dosen dan/atau peneliti yang biasanya dipekerjakan oleh lembaga-lembaga/institusi pendidikan perguruan tinggi ataupun universitas.
Sebagai pakar, profesor umumnya memiliki empat kewajiban tambahan:

1. memberi kuliah dan memimpin seminar dalam bidang ilmu yang mereka kuasai baik dalam bidang ilmu murni, sastra, ataupun bidang-bidang yang diterapkan langsung seperti seni rancang (desain), musik, pengobatan, hukum, ataupun bisnis;
2. melakukan penelitian dalam bidang ilmunya;
3. Pengabdian pada masyarakat, termasuk konsultatif (baik dalam bidang pemerintahan ataupun bidang-bidang lainnya secara non-profit);
4. Melatih para akademisi muda/mahasiswa agar mampu membantu menjadi asisten atau bahkan menggantikannya kelak.

Keseimbangan dari empat fungsi ini sangat bergantung pada institusi, tempat (negara), dan waktu. Sebagai contoh, profesor yang mendedikasikan dirinya secara penuh pada penelitian dan ilmu pengetahuandi universitas-universitas di Amerika Serikat (dan universitas-universitas di negara Eropa) dipromosikan untuk mendapat penghargaan utamanya pada bidang ilmu dari subyek penelitiannya.

“Profesor” dapat pula digunakan (utamanya oleh para pelajar di Amerika) sebagai istilah yang lebih sopan untuk seseorang yang memegang gelar kesarjanaan PhD (S3) dari perguruan tinggi, tanpa memperhatikan tingkatan/rating dari perguruan tinggi tersebut.

Selayaknyalah para profesor itu memberi manfaat. Begitulah gambaran singkat saya tentang profesor yang ala kadarnya. Itu juga mungkin cara terbaik yang harusnya dilakukan oleh seorang profesor untuk eksis.
Tapi mungkinkah ada profesor abal-abal? Saya rasa tidak ada. Karena untuk mendapatkan julukan profesor itu tentu tidak gampang.

pic : bugsphilic.blogspot.com
Open Comments

Posting Komentar untuk "Ketika Profesor Ingin Eksis"