Pelatih dan Manajer Timnas Tidak Tahu Adat!
Belum lagi sembuh luka yang ditorehkan oleh Uruguay ke dada Persepakbolaan Nasional. Kini terkuak lagi masalah yang tak semestinya terjadi. Insiden itu terjadi ketika pelatih timnas Alfred Riedl sedang melakukan briefing sebelum pertandingan kontra Maladewa, 12 Oktober lalu. Pasalnya, salah seorang anak buah manajer Timnas, Andi Darusalam Tabusala, "diusir" oleh sang pelatih dengan kalimat yang menurut Andi "tidak pantas".
Hal ini tentu memicu kemarahan Andi yang mengatakan kalau Riedl seharusnya belajar adat dan budaya Melayu.
"Ada hal-hal yang Riedl tidak mengerti mengenai adat istiadat melayu. Bukan hanya harus tahu, dia juga harus tahu kebiasaan orang-orang Eropa di sini," kata Andi kepada wartawan di PSSI, Rabu, 13 Oktober 2010.
"Dia yang mau datang ke sini karena cari makan," tegas Andi. Kalimat yang dilontarkan Riedl "Orang itu harus pergi, tidak boleh ada di sini" pada anak buah Andi, dinilai Andi sebagai sesuatu yang tidak tahu adat. Andi juga telah melaporkan hal itu kepada ketua BTN dan mengatakan ketidaksenangannya akan tindakan Riedl tersebut.
"Saya rasa Riedl harus tahu adat. Saya sudah bicara dengan (Ketua BTN) Pak Iman Arif terkait masalah ini. Saya orangnya terbuka. Kalau tidak suka, saya bilang tidak suka. Daripada berbicara di belakang," pungkas Andi.
Kalau dicermati sebenarnya ada beberapa blunder yang dilakukan oleh Andi dalam hal ini :
Pertama, sebagai manajer, dia dinilai tidak sukses atau gagal. Dalam hal ini segala ucapannya semakin membongkar kebobrokan kalangan petinggi di PSSI.
Kedua, Riedl adalah pelatih Eropa yang mungkin saja bicaranya tegas tanpa basa basi. Ada beberapa hal yang sebenarnya tak bisa diterjemahkan oleh Andi secara literal.
Ketiga, perkataan Andi adalah senjata makan tuan. Sebab dia mengatakan :"Saya orangnya terbuka. Kalau tidak suka, saya bilang tidak suka. Daripada berbicara di belakang". Lalu apa bedanya dia dengan Riedl yang mengatakan "Orang itu harus pergi, tidak boleh ada di sini", bukankah kalimat ini juga sebuah bentuk ketikdaksukaan yang dinyatakan tanpa tedeng aling-aling?
Keempat, Riedl memang boleh tahu adat Melayu. Tapi tidak wajib. Karena dikasih konsentrasi pun mengelola Timnas, hasilnya masil nihil. Gimana lagi kalau nyambi sambil belajar adat Melayu? Apalagi kontrak pelatih asal Austria itu hanya 2 tahun.
Oalah, sudahlah prestasi nihil. Bisanya cuma cekcok. Apalagi yang diharapkan dari mereka? Bukankah seharusnya Andi memberikan contoh bagi seluruh insan sepak bola nasional untuk lebih bisa menahan diri? Kalau tidak, ya wajar saja tawuran pemain dan supporter sering terjadi. Wong manajer Timnas saja masih dipertanyakan adatnya.
Sumber : vivanews
Oalah, sudahlah prestasi nihil. Bisanya cuma cekcok. Apalagi yang diharapkan dari mereka? Bukankah seharusnya Andi memberikan contoh bagi seluruh insan sepak bola nasional untuk lebih bisa menahan diri? Kalau tidak, ya wajar saja tawuran pemain dan supporter sering terjadi. Wong manajer Timnas saja masih dipertanyakan adatnya.
Sumber : vivanews
Open Comments
Close Comments
Posting Komentar untuk "Pelatih dan Manajer Timnas Tidak Tahu Adat!"
Komenlah dengan bijak
Curhat Cinta