Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Adakah Maaf untuk Angelina, Nazar dan Demokrat?

Adakah Maaf untuk Angelina, Nazar dan Demokrat?

Pertanyaan pada judul di atas ditujukan untuk seluruh rakyat Indonesia yang merasa dirugikan atas kasus korupsi yang terjadi di Negeri ini. Kasus yang dimaksud adalah kasus dimana partai penguasa, justeru menjadi partai yang menguasai table klasemen koruptor. Adalah Angelina Sondakh dan Nazaruddin yang menjadi kader partai yang membuat Demokrat melambung tinggi. Bahkan tingkat tertinggi dari sebuah kasus korupsi. Tapi seharusnya ada maaf buat mereka.

Tidak usah bilang kalau kejahatan mereka itu sudah melampaui batas. Tokh korupsi para politikus itu ibarat arisan. Kali ini politikus Demokrat, besok Golkar dan lusa PDI-P dan sebagainya. Tersangka yang tertangkap bukan karena siapa yang bersalah. Tapi siapa yang menyatakan bersalah.

Belum faham? Begini, mari agak mundur sedikit ke belakang. Di waktu ketika Abraham Samad terpilih menjadi ketua KPK, mengalahkan Abdullah Hehamahua yang sebenarnya menjadi idola publik. Berhubung tim penguji Fit and Proper Test nya adalah orang-orang yang berseberangan dengan Abdullah Hehamahua maka wajar ia tidak terpilih. Jadi yang terpilih sebenarnya bukan bagus atau tidak bagus. Tapi suka atau tidak suka.

Bisa difahami sebenarnya pertanyaan dari para penguji bukannya seberapa hebat sang kandidat ketua KPK. Tapi siapa kandidat yang paling mampu menjatuhkan partai Demokrat. Secara historis Abraham Samad dipandang lebih mampu mencongkel kader-kader seperti Angelina dan mungkin menyusul Andi Malarangeng. Namun nama kedua disebutkan akan menjadi sulit dikarenakan faktor chauvinis dari Sang Abraham.

Kita hanyalah manusia yang sifatnya khilaf dan lupa. Jadi, maafkanlah kader-kader Demokrat yang kini tengah tertimpa nasib buruk. Lihat saja nanti kalau seandainya Demokrat bukan lagi partai penguasa, maka besar kemungkinan mereka akan membalas. Sebab memang semua kader partai itu tidak ada yang bersih. Meski tidak ada data pastinya, saya bisa menjamin kalau tidak ada partai yang bersih di segala sendi dan struktural pemerintahan.

Sebut saja partai PKS, siapa yang bisa mereka banggakan? Kadernya tetap tenggelam dalam pusaran yang tak berani mereka lawan. Sekedar mundur sedikit ke belakang ketika seorang Kader PKS yang juga merupakan anggota DPR meninggal. Namanya nyaris tak pernah terdengar, artinya selama berkantor di DPR dia tidak pernah melakukan manuver-manuver yang benar-benar membela rakyat seperti yang dilakukan Pong Harjatmo.

Jadi maafkanlah para koruptor yang telah mengotori nama bangsa ini. Cuma itu yang bisa kita lakukan agar hati kita tidak ikut terkotori dengan dendam yang sebenarnya menggerogoti kesucian diri.

Ada hal unik di negeri ini sebenarnya, yakni kita tidak pandai marah, kita tidak pandai dendam dan kita tidak pandai benci secara sejati. Benci sejati, marah sejati dan dendam sejati. Contohnya ketika Seorang Politikus atau penjahat yang selama hidupnya melakukan kejahatan lalu tiba-tiba mati. Kita masih ramai-ramai mengirimkan karangan bunga. Untuk Apa? Berduka? Bukankah selama ini kita menanam dendam dan benci padanya. Bandingkan dengan Presiden Amerika, Inggirs dan Prancis yang sama sekali tak mau mengheningkan cipta di sidang PBB terkait kematian presiden Korea Utara. Itulah namanya kedendaman, kebencian dan kemarahan sejati,

Karena kita memang tidak pandai marah, benci dan dendam. Maka sebaiknya kita memaafkan saja, mengelus dada seraya berharap hukum tetap berjalan pada koridornya. Berharap sedikit saja, jangan terlalu banyak.
Open Comments

Posting Komentar untuk "Adakah Maaf untuk Angelina, Nazar dan Demokrat?"