Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Jokowi Diserang, Rakyat Pasang Badan

Jokowi Diserang, Rakyat Pasang Badan


Sebagai Gubernur Baru DKI Jakarta, Jokowi memang menjadi fenomena baru di Indonesia. Jokowi bisa dikatakan sebagai fenomena karena masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Jakarta khususnya sangat merindukan pemimpin yang membumi dan tak segan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di akar rumput. Hobi Jokowi  untuk “blusukan” itu semakin menasbihkan dirinya sebagai sosok seorang pemimpin yang sangat dirindukan.

Janji kampanye yang sempat diragukan akan terealisasi, nyatanya benar-benar terwujud. Tidak butuh waktu lama bagi Jokowi untuk membuktikan bahwa janjinya bukan hanya isapan jempol belaka. Terlihat sekali Jokowi begitu mengutamakan konsentrasi pembenahan di daerah-daerah yang kumuh yang notabene memang menjadi kantung-kantung berkumpulnya masyarakat dengan ekonomi yang sulit.

Belum lagi selesai total dengan pembenahan daerah kumuh, Jokowi sudah “diganggu” lagi dengan banjir yang siap menghadang. Tidak ingin kecolongan, Jokowi dengan sigap menyiapkan program pengendalian banjir yang tiap tahun menjadi langganan Kota Jakarta. Namun program ini masih butuh pembuktian nantinya, apakah berhasil atau tidak.

Di saat banjir akan menghadang, Jokowi kembali dihadapkan masalah klasik Ibukota yakni penetapan UMP  (Upah Minimum Provinsi) 2013. Dalam hal ini Jokowi memang dikenal sebagai pemimpin yang bijak dan senantiasa memihak rakyat kecil. Benar saja, UMP DKI 2013 akhirnya ditetapkan sebesar Rp 2,2 Juta (Kompas.com).

Keputusan penetapan UMP ini bukan tanpa resiko, besar kemungkinan hal ini justru akan memberatkan para pelaku UKM yang merasa keberatan dengan besaran UMP tersebut. Apalagi berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penangguhan Pelaksanaan UMP, pelaku UKM memiliki peluang untuk memohon penangguhan peraturan tersebut.

Satu hal yang telah lumayan sukses dilakukan oleh Jokowi sesuai janji kampanyenya adalah pengadaan Kartu Jakarta Sehat. Meskipun masih banyak kecanggungan administrasi terjadi di berbagai rumah sakit, namun hal itu masih bisa dibenahi seandainya pihak rumah sakit memiliki program yang sinkron dengan Pemda DKI.

Di sisi lain, gaya kepemimpinan Jokowi mendapat kritik yang lumayan pedas dari mantan Gubernur DKI, Sutiyoso. Mantan orang nomor 1 di Jakarta, yang akrab disapa Bang Yos ini mengkritik hobby Jokowi “blusukan” ke tempat-tempat kumuh. Bang Yos meminta agar Jokowi menyudahi “blusukan” tersebut dan konsentrasi ke masalah yang lebih besar dan lebih urgent.

Bang Yos yang juga merupakan pendukung Fauzi Bowo atau Foke di pilkada sebelumnya tersebut merasa kalau Jokowi terlalu lama melakukan pencitraan dengan menarik perhatian masyarakat kecil.

Berseberangan dengan Bang Yos, Jokowi justru malah memilih untuk tetap “blusukan” selama periode kepemimpinannya di DKI. Jokowi merasa kalau itu memang gaya dia memimpin. Dan tentu saja tidak surut hanya karena kritik seorang Sutiyoso.

Yang menarik dari semua program Jokowi tersebut adalah dukungan masyarakat yang begitu besarnya. Hal ini seperti refleksi dari kerinduan masyarakat yang cinta akan pemimpin membumi seperti Jokowi. Setiap portal online yang memberitakan masalah Jokowi akan menjadi berita terpopuler yang dikomentari oleh para pendukung Jokowi.

Dukungan besar itu disinyalir akan semakin bertambah seiring dengan transparansi yang dilakukan oleh Jokowi seperti mengupload setiap rapat mereka ke media YouTube.

Masyarakat menjadi senjata Jokowi yang paling ampuh dalam menangkis setiap serangan-serangan para “haters”.

Sebagai kesimpulan, Jokowi adalah sosok pemimpin yang dirindukan oleh masyarakat. Sehingga setiap programnya akan mendapat dukungan dari seluruh masyarakat. Semoga Jokowi tetap bisa konsisten dalam menjalankan tugasnya untuk mewujudkan DKI Jakarta yang bersih. Ibukota yang menjadi panutan kota-kota lainnya di Indonesia.

Open Comments

Posting Komentar untuk "Jokowi Diserang, Rakyat Pasang Badan"