Kau Bilang PKI Jahanam? Kau Lebih Dari Itu
Picik kau. Picik. Otakmu lebih rendah dari selangkanganmu.  Baik, aku akan ceritakan cerita yang selama ini hanya kau dengar lewat  cerita di Internet atau televisi di rumahmu. Kau hanya  mengagung-agungkan nasionalisme buta yang kau tak tahu apa artinya. Kau  menonton Televisi yang menceritakan Kekejaman Gestapu/Gestok/G30S/PKI.  Kau membaca sejarah yang telah banyak dijungkirbalikkan orang-orang yang  punya kepentingan politik. Tapi aku yakin kau tak tahu cerita  sebenarnya  yang menimpa saudara-saudara sebangsamu di pulau lain.
Apalah kami, kami hanya masyarakat yang tak tahu apa-apa. Lalu desa kami hancur hanya karena memilih PKI. Kami menyebutnya si telu letter*  (si tiga huruf). Ya, kami hanya menyebutnya si tiga huruf. Kau tahu  kenapa? atau kau tidak mau tahu? Ternyata kekejaman yang dilakukan oleh  penumpas PKI tidaklah lebih baik dan bahkan lebih buruk dari perlakuan  Oknum PKI itu sendiri. Bahkan hingga kini kami tidak berani menyebutkan  kata PKI. Penumpasan PKI membuat kami kehilangan banyak anggota keluarga  yang kami cintai. Ternyata mereka bisa berlaku sedemikian biadab karena  mereka mengaku mencintai Pancasila.
Penyebutan si telu letter ini mungkin sama dengan GAM yang  dulu di Aceh. Seseorang bisa kena tampar oleh tentara bila menyebut  kata-kata GAM di dekat mereka. Adalah satu kebodohan tingkat tinggi  ketika Tentara menampar salah seorang seorang anak kecil hanya karena  mengatakan GAM. Tidakkah dia  tahu kalau “gam” atau “agam” itu panggilan  untuk anak lelaki disana? Begitu jugalah di kampungku. Orang-orang tak  lagi berani menyebut PKI, mereka hanya menyebutnya si tiga huruf agar  tidak digaruk. Picik!
Gestapu/Gestok/G30S/PKI adalah nama yang sampai sekarang tetap akan  menyimpan sejarah kelam betapa manusia itu bisa lebih kejam daripada  binatang. Manusia bisa lebih kejam daripada binatang kala ia ingin  mempertahankan kebenaran yang ia yakini. Membunuh, memenjarakan dan  diskriminasi seumur hidup.
Kenapa kalian sekarang ramai-ramai mengutuk PKI? Hanya karena PKI  telah kalah oleh sejarah? Picik kan? Kalian tak sadar kalau kekejaman  PKI itu juga adalah kelakuan oknum yang tidak bertanggung jawab. Lalu  yang menjadi korban adalah masyarakat yang sama sekali tak tahu menahu  akan masalah. Lalu kalian yang hanya membaca lewat buku-buku propaganda,  ramai-ramai mengutuk PKI. Kalian tidak tahu, kalian mengutuk saudara  kalian sendiri.
Tahun 1960 mungkin Islam dan Kristen serta agama lain tidaklah  populer di desaku. Tak malu aku mengakui bahwa di tahun itu desaku masih  primitif. Saat itu kalian bisa menukar seekor ayam jantan dengan 2  hektar ladang. Kalian bisa mendapatkan 2 hektar ladang hanya dengan  mempersembahan selembar Oles* pada tetua kampung. Di desaku orang lebih kenal dengan sistem kepercayaan dibandingkan dengan agama.
Tapi entah mengapa PKI bisa masuk ke kampung kami. Lalu dengan lugu  kami memilih untuk bersahabat mereka. Kami yang bahkan tak mengenal  pendidikan. Kami yang hidup dengan ketentraman. Hidup dengan kasih satu  sama lain. Tiba-tiba si tiga huruf itu seperti membuka kotak pandora  desa kami. Belum hilang keterkejutan kami dengan kehadiran mereka,  tiba-tiba datang lagi mereka yang menyebut diri dengan penumpas PKI.  Kami seperti boneka idiot yang dipermainkan oleh orang-orang “pintar”  (diapit tanda kutip).
Kakekku menghilang, wajahnya bahkan tak kukenal hingga kini. Kakekku  adalah salah satu orang paling lugu. Tetua kampung baik hati yang  diberangus. Orang tua yang rela memberikan tanahnya pada para pendatang.  Dia raib. Meninggalkan 1 istri dan 7 anak. Kalian tahu? Atau kalian  tidak akan pernah mau tahu?
Lalu aku akan meminta kalian membayangkan seorang janda yang harus  menghidupi 7 anak. Seorang janda yang telah distempel sebagai istri  penghianat. Seorang janda yang kalian kutuk. Seorang janda yang harus  berjuang di tengah badai diskriminasi.
ctt : si telu letter (Bhs. Pakpak) : si tiga huruf (PKI)
oles (Bhs. Pakpak) : ulos (sejenis kain panjang, khas Batak)
oles (Bhs. Pakpak) : ulos (sejenis kain panjang, khas Batak)
Open Comments
Close Comments
Posting Komentar untuk "Kau Bilang PKI Jahanam? Kau Lebih Dari Itu"
Komenlah dengan bijak
Curhat Cinta