Pengajian, Mengganggu?
Temanku seorang Jawa menggeser tempat duduknya ke arahku. Dia membisikkan sesuatu padaku. Dia harus berbisik karena dosen sedang ceramah di depan kelas. Iya, dia sedang mempertanyakan rasa toleransi pengurus Mushalla yang berada tepat berada di samping kampus kami.
Setiap menjelang maghrib, 15 atau 20 menit sebelum masuk azan, pengurus menghidupkan tape. Tentu saja tape itu mengeluarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran. Namun sayangnya sering kali suara tape yang dimaksudkan untuk menggerakkan hati muslim untuk tetap mengingat Allah SWT itu, disetel terlalu keras.
Saya tidak berani untuk mengatakan kalau suara itu mengganggu. Hanya saja, sepantasnyalah toleransi kembali digunakan. Saat para dosen sedang mengajar, para mahasiswa sedang diam menyimak. Tiba-tiba lantunan ayat suci yang disetel terlalu keras itu menyusup ke setiap ruangan kelas yang memang tidak kedap suara.
Tiap hari para pengajar harus berteriak-teriak di ujung pertemuan yang selalu diakhiri di pukul 18.30 itu. Sementara, shalat maghrib baru akan tiba pukul 18.35. Apakah tidak sebaiknya lantunan ayat suci itu diputar secara perlahan? Bukankah Cat Steven mampu meresapi ayat Al Quran lewat lantunannya kalimah suci yang syahdu, yang mengalir perlahan lewat semilir angin?
Saya merasa tulisan ini mungkin mewakili uneg-uneg dari beberapa tempat lainnya. Mungkin saja si pengurus sudah diingatkan, namun hal itu rentan terulang kembali bila terjadi pergantian kepengurusan. Mengingat ini adalah ahal yang sensitif, tentu saja orang-orang tidak berani mengingatkan berkali-kali.
Iya, umat muslim sebagai mayoritas di negeri ini kembali diuji toleransinya. Akankah kita mampu?
pic : yuari.wordpress.com
Open Comments
Close Comments
Posting Komentar untuk "Pengajian, Mengganggu?"
Komenlah dengan bijak
Curhat Cinta