Ini Sayembara Nak, Bukan Arisan!
Nak! dengarkan cerita bapak!
“Di sebuah hutan, Singa, sebagai raja hutan sedang mengadakan kontes menyanyi bagi para penghuni hutan. Sebuah kontes yang diadakan setiap tahun. Hadiah yang ditawarkan pun sangat menarik, yakni mendapatkan suaka keamanan selama hayat bagi sang pemenang.
Maka para penghuni hutan berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk mengikuti audisi. Burung gagak, kutilang dan burung Beo adalah kontestan yang lolos tahap audisi dan test kepatutan. Sementara gajah, keledai dan monyet didapuk sebagai dewan juri saat kontes”.
Maka para penghuni hutan berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk mengikuti audisi. Burung gagak, kutilang dan burung Beo adalah kontestan yang lolos tahap audisi dan test kepatutan. Sementara gajah, keledai dan monyet didapuk sebagai dewan juri saat kontes”.
“saat sang beo tampil ke atas panggung, para juri pun tepuk tangan dan begitu juga saat beo turun panggung. Tepuk tangan begitu riuh, padahal suara sang beo hanya meniru-niru suara burung lain dan itu pun tidak semerdu aslinya. Pada saat kutilang maju keatas panggung, maka tepuk tangan makin meriah. Hanya saja, suara kutilang yang melengking, mendayu-dayu dengan nada-nada menggelitik. Kadang nadanya naik, turun, namun serasi dengan alunan musik pengiring. Sayangnya nada-nada seperti itu tidak dimengerti oleh dewan juri yang terhormat. Monyet, gajah dan keledai tak bisa mengikuti irama nyanyian sang kutilang. Peserta berikutnya adalah Gagak.”
“kroak..kroak.. kroak..” begitulah nyanyi sang gagak dengan lagunya yang berjudul “ada apa denganmu karya” Ariel Peterpan. Nada alakadarnya itu sangat disukai oleh dewan juri. Keledai, Monyet dan gajah pun tepuk tangan serempak. Dan bisa ditebak, ternyata pemenangnya adalah Sang Gagak dengan lirik lagu “kroak.. kroak..”
Nak! dengarkan cerita bapak!
“Setiap tahun kompas mengadakan pemilihan cerpen kompas. Dan cerpen pemenang utama akan dijadikan sampul dari buku kompilasi cerpen tersebut berikut hadiah dari kompas. Para dewan juri adalah mereka yang telah lama terjun di dunia sastra dan menghasilkan banyak tulisan yang diakui oleh mayoritas masyarakat. Sebenarnya cerpen-cerpen yang terkumpul adalah cerpen terbaik yang pernah dimuat kompas, tapi penjurian yang menentukan siapa pemenang utama. Polemik muncul ketika yang menjadi pemenang utama dan runner up adalah itu-itu saja. Banyak pembaca kompas protes dengan itu, tapi dengan arif para dewan juri mengatakan kalau pemilihan itu memang sangat subjektif. Sesuai dengan selera dan sudut pandang dewan juri. Bahkan tak jarang, voting harus dilakukan oleh dewan juri agar bisa ditentukan cerpen mana yang layak menang, karena dewan juri selalu bertahan dengan cerpen kesukaannya. Jadi untuk kejadian pemenang dan runner up yang itu-itu juga, para dewan juri juga minta maaf kepada pembaca kompas”
“Kok bisa seperti itu pak?”
“Bagus nak, kamu bertanya. Karena ini sayembara, bukan arisan pemenang”
” :) “
“nah gitu dong, kamu tersenyum artinya sudah mengerti”
Open Comments
Close Comments
Posting Komentar untuk "Ini Sayembara Nak, Bukan Arisan!"
Komenlah dengan bijak
Curhat Cinta