Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Makan Tuh Kondom!

Makan Tuh Kondom!

Terbukti, Kondom Tak Atasi AIDS

“di Amerika saja yang produsen kondom sudah tak percaya bahwa kondom bisa mencegah penyebaran virus HIV mengapa justru di negara kita dianjurkan?’ (Professor Dadang Hawari).
Profesor Dadang Hawari selaku orang yang concern di bidang pencegahan penularan penyakit HIV AIDS mungkin adalah orang yang paling dibenci oleh penggiat penggunaan kondom di negara ini. Apa pasal, beliau mengatakan kalau Kondom bukanlah solusi yang dapat mencegah penyebaran penyakit AIDS. Secara khusus beliau mengatakan kalau freesex adalah penyebab utama kenapa Aids begitu cepat menyebar. Jadi, kuncinya adalah menangkal seks bebas itu sendiri.
Ini  bukan hanya sekedar asumsi belaka karena sebab ukuran pori-pori lateks yang digunakan untuk bahan pembuat kondom, empat kali lebih besar dari pada virus HIV itu sendiri.  Jadi kondom hanya berguna untuk mencegah penetrasi sperma, bukan untuk mencegah tersebarnya virus tersebut.
Tapi entah kenapa, Negara Lain bersedia membantu dengan biaya besar untuk Indonesia dalam kampanye kondom ini. Logikanya, kalau memang pencegahan AIDS melalui kampanye kondom bisa dibiayai dalam jumlah besar, kenapa pencegahan aktivitas freesex tidak bisa dibiayai dengan jumlah yang sama? Apalagi nyata-nyata kalau kondom telah gagal menjalankan tugasnya.
Kita lihat saja fakta yang terjadi sekarang ini, apakah penggunaan kondom itu telah bisa mencegah penularan HIV Aids? Jawabannya tidak. Bahkan jumlah kematian akibat virus HIV terus meningkat dari tahun ke tahun. Lihat saja daerah Jawa Barat yang kini telah menjadi salah satu provinsi dengan penderita Aids terbesar di negara ini.
Padahal, pada Juni 2007, Provinsi Papua masih menempati posisi dua terbesar penderita AIDS dengan jumlah 1.244 orang dibanding Provinsi Jabar yang mencapai 1.226 orang. Meski tetap menduduki tempat kedua terbesar, terdapat perbedaan data antara jumlah penderita AIDS versi Depkes dengan KPA Jabar. Di Depkes tercatat 1.445 penderita AIDS, sedangkan di KPA Jabar tertulis 1.484 penderita AIDS. Dari jumlah penderita HIV/AIDS di Jabar itu, 270 di antaranya meninggal dunia (gizi.net).Bandung sendiri merupakan penyumpang penderita AIDS terbesar di JABAR.Apakah ini ada kaitannya dengan julukan Bandung Lautan Asmara?
Beberapa daerah lain dengan jumlah penderita terbanyak adalah DKI Jakarta, Papua dan Lampung.
Menurut “National Trainer Care, Support and Treatment IMAI-HIV/AIDS”, dr Ronald Jonathan MSc, pada seminar dua hari “Global Diseases 2nd Continuing Professional Development” di  Bandarlampung, Sabtu dan Minggu (14-115 nov 2010 : pen), angka itu diperoleh berdasarkan perkiraan pengaduan penderita terinfeksi HIV/AIDS ke sejumlah rumah sakit, yang berjumlah tidak lebih dari sepersepuluh korban terinfeksi keseluruhan. (antaranews).
Para pakar juga percaya bahwa jumlah yang terungkap itu seperti fenomena gunung es, yang kelihatan hanya permukaannya saja.
“Perkiraan saya, jumlah kasus terinfeksi HIV/AIDS hingga 2010 akan mencapai antara 93 ribu hingga 130 ribu kasus, dan prinsip fenomena gunung es yang berlaku mengatakan, jumlah penderita HIV/AIDS yang tampak hanyalah 5-10 persen dari jumlah keseluruhan,” kata dr Ronald Jonathan MSc.
Memang kuncinya adalah pencegahan Seks bebas itu sendiri, penutupan lokalisasi dengan resiko apapun dan menjaga pasangan. Ada beberapa pendapat yang menyatakan kalau lokalisasi tak mungkin ditutup karena menghasilkan pajak yang cukup besar. Pertanyaannya, apa kita mau negara ini tumbuh dengan pondasi bisnis esek-esek?
Anularan AIDS tidak hanya lewat transaksi lokalisasi saja, setidaknya ada sebelas cara penularan AIDS :
  1. PSK
  2. Pelanggan PSK
  3. Pengguna Narkoba (terutama dari bergantiannya pemakaian jarum suntik)
  4. Waria (baik dari cairan oral maupun anal/anus)
  5. Pelanggan waria
  6. HRM alias High Risk Man alias hobby gonta ganti pasangan baik dengan lain jenis maupun dengan sesama jenis alias kanan kiri oke.
  7. Pasangan pengguna narkoba
  8. Gay
  9. Narapidana alias napi (karena resiko seksual abuse didalam penjara)
  10. Melalui darah (transfusi atau tattoo)
  11. Dari ibu (pengidap) ke bayinya.
Namun 50% dari penyebaran HIV Aids terjadi lewat hubungan seksual, khususnya yang ielgal. Sementara dari waria, gay dan transgender hanya 3%-4% saja.
Setelah fakta menyangkah manfaat dan keefektifan kondom, masihkah kita percaya dan memaksakan? atau memang negara yang mengaku agamis ini telah kehilangan jati dirinya?
Open Comments

Posting Komentar untuk "Makan Tuh Kondom!"